1. Pertumbuhan Individu
A. PENGERTIAN INDIVIDU
Dalam ilmu sosial paham
individu menyangkut tabiatnya dengan kihidupan jiwanya yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan
penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,
melainkanjuga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi
terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya
merupakan suatukeutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai 3 aspek melekat pada
dirinya, yaitu:
1. Aspek
organik jasmaniah
2. Aspek
psikis-rohaniah
3. Dan
aspek sosial kebersamaan
Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi,
kegoncangan pada satu aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut
pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif
kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga
memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya, antara ain :
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya, antara ain :
- masa vital
- masa estetik
- masa intelektual
B. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN
Ada perbedaan pendapat tentang pengertian
pertumbuhan diantarapara ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Timbul pula beberapa pendapatbmengenai pertumbuhan dari berbagai
aliran, yaitu :
1. Aliran
Asosiasi
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses
asosiasi. Jadi proses asosiasi adalah perubahan seseorang secara bertahap demi
tahap karena karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui
panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai
keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis
2. Aliran
Psichologi Gestalt
Pertumbuh adalah proses diferensiasi.
Pertumbuhan itu adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
3. Aliran
Sosiologi
Pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga
sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
Pertambahan penduduk pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
1. Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi
oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian
(anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2. Kelahiran (Natalitas)
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan
yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan
pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya
angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
3. Migrasi (Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
3. Migrasi (Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.
D. FUNGSI KELUARGA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat
yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
Fungsi keluarga tidak hanya sebagai penerus keturunan saja. Bnyak hal-hal
mengenai kepribadian yang dapat dirunut oleh keluarga, yang sekarang ini banyak
dilupakan oleh banyak orang.
Keluarga
biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Anak-anak inilah yang nantinya
berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudian
belajar dari pengenalan itu. Apa yang dilihat oleh anak-anak tersebut menjadikan
suatu pengalaman individual. Dari sinilah anak-anak mulai di sebut individu.
Keluarga
sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara
langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung
secara individual di masyarakat.
STRUKTUR
KELUARGA
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Pengertian
fungsi keluarga
Tugas
adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan. Jadi fungsi keluarga
adalah pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat
digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi.
Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga
itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi
Biologis
Persiapan
perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat
berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri,
pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban
bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia
pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
keturunannya, melalui perkawinan.
Dengan
persiapan yang cukup matang dapat mewujudkan suatu bentuk kehidupan rumah tangga
yang baik dan harmonis. Kebaikan rumah tangga ini dapat membawa pengaruh yang
baik bagi kehidupan masyarakat.
b. Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya
dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1. Gangguan udara dengan berusaha
menyediakan rumah
2. Gangguan penyakit dengan berusaha
menyediakan obat-obatan
3. Gangguan bahaya dengan berusaha
menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain
Dengan dijalankannya fungsi ini maka
akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat. Sehingga terwujud suatu
masyarakat yang terlepas atau terhindar dari segala gangguan apapun yang
terjadi.
c. Fungsi
Ekonomi
Keluarga
berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
1. Kebutuhan
makan dan minum
2. Kebutuhan
pakaian untuk menutup tubuhnya
3. Kebutuhan
tempat tinggal.
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d. Fungsi
Keagamaan
Keluarga
diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama
dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi
Sosial
Dengan
fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam
bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka
jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo
Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal
sebagai berikut:
a.
Pembentukan kepribadian;
b. Sebagai
alat reproduksi;
c. Keluarga
merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d. Sebagai
lembaga perkumpulan perekonomian.
e.
Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
PENGERTIAN
MASYARAKAT
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Suatu
kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Dalam perkembangan dan
pertumbuhan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana
dan masyarakat maju(modern). Dalam lingkungan masyarakat sederhana pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Masyarakat maju
memiliki aneka ragam kelompok social (organisasi) kemasyarakatan yang tumbuh
dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan di capai.
Dalam lingkungan masyarakat maju,
dapat dikelompokkan menjadi masyarakat non industry dan masyarakat industry.
Secara garis besar kelompok non
industry dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.
Golongan
masyarakat primer (face to face group)
Interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab di dalam golongan ini. Dan dalam
gollongan ini bercorak kekeluargaan serta lebih berdasarkan simpati
2. Golongan masyarakat sekunder
Antara anggota golongan sekunder terjalin
saling hubungan tak langsung, formal, dan juga bersifat kekeluargaan.
Masyarakat industry mempunyai
solidaritas yang didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis (kepandaian
atau keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri) juga menjadi siri
dari kelompok-kelompok masyarakat industry.
Dalam arti luas, masyarakat dimaksud
keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan dan bangsa.
Dalam arti sempit, masyarakat
dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
territorial, bangsa dan golongan.
Contohnya Dalam arti sempit yaitu
ada masyarakat jawa, masyarakat sunda, masyarakat minang, masyarakat petani,
dan lain sebagainya.
Apabila dilihat dari sudut
antropologi, masyarakat mempunyai dua tipe, yaitu:
Pertama, masyarakat kecil yang belum
begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan
aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Dua
Golongan Masyarakat
Multikulturalisme
dan Kesederajatan
Multikulturalisme
adalah sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada
kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah
para pendukung kebudayaan, baik secara individual maupun secara kelompok, dan
terutama ditujukan terhadap golongan sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan
ras), gender, dan umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan
tangan saling mendukung dengan proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah
kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan
dan komuniti atau masyarakat setempat.
Masyarakat
Majemuk
Masyarakat
majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh
sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah
bangsa dalam wadah negara.
PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT NON INDUSTRI DAN
MASYARAKAT INDUSTRI
Perbedaannya
adalah masyarakat non industri masih ada keeratan hubungan dengan setiap
anggota lainnya, sedangkan masyarakat industri mungkin belom terlalu erat
dengan anggota lainnya. Mungkin karena bekerja terlalu keras, mereka tidak
memperdulikan daerah sekitar mereka.
1.
Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional
atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder
(secondary group)
*Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
* kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat
industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus
yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
URBANISASI
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup
serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
A. Faktor
Penarik Terjadinya Urbanisasi
- Kehidupan kota yang lebih
modern
- Sarana dan prasarana kota lebih
lengkap
- Banyak lapangan pekerjaan di
kota
- Pendidikan sekolah dan
perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor
Pendorong Terjadinya Urbanisasi
- Lahan pertanian semakin sempit
- Merasa tidak cocok dengan
budaya tempat asalnya
- Menganggur karena tidak banyak
lapangan pekerjaan di desa
- Terbatasnya sarana dan
prasarana di desa
- Diusir dari desa asal
- Memiliki impian kuat menjadi
orang kaya
- Pendidikan sekolah dan
perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
C.
Keuntungan Urbanisasi
- Memoderenisasikan warga desa
- Menambah pengetahuan warga desa
- Menjalin kerja sama yang baik
antarwarga suatu daerah
- Mengimbangi masyarakat kota
dengan masyarakat desa
D. Akibat
urbanisasi
- Terbentuknya suburb
tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
- Makin meningkatnya tuna karya
(orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
- Masalah perumahan yg sempit dan
tidak memenuhi persyaratan kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar