Minggu, 04 Januari 2015

INSPIRASIKU


Ketika Kita diminta untuk bercerita tentang siapa sosok yang menjadi ispirasi di dalam hidup Kita, sudah tentu Kita akan menunjuk salah satu tokoh besar yang juga menjadi inspirasi banyak orang. Tentu saja kita tidak memungkiri dan meniadakan tokoh inspiratif yang terdekat dengan Kita yaitu orang tua Kita, Ayah dan Ibu. Belajar dari orang tua bagaimana menjalani hari-hari dengan penuh kedisiplinan, kebijaksanaan dan bersahaja. Ayah dan Ibu tidak pernah berhenti mengingatkan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu kunci pokok menuju kesuksesan. Disiplin dalam beribadah terutama agar kehidupan Kita seimbang antara dunia dan akherat.
Salah satu tokoh yang menginspirasi Saya sebagai anak dari Ayah dan Ibu, sebagai pelajar yang tengah berjuang meraih cita-cita adalah Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie yang lebih dikenal dengan panggilan BJ Habibie. Semua orang pasti berpendapat bahwa beliau merupakan tokoh yang bersahaja dan jenius dengan nasionalisme yang tinggi mampu memberikan aura positif kepada banyak orang. Pada kesempatan menulis inspirasiku ini, Saya akan menjabarkan banyak hal tentang sosok BJ Habibie yang dalam kesibukannya merakit mesin-mesin pesawat terbang, membuat hitungan dengan angka dan rumus yang rumit, tetapi beliau juga merupakan penulis hebat. Beliau tidak hanya mampu merangkai, menyusun mesin-mesin hingga menjadi mahakarya besar di Indonesia, sebuah pesawat terbang. Tetapi beliau juga mahir menyusun huruf, merangkai kalimat, menautkan paragraf demi paragraf hingga menjadi sebuah buku yang penuh cinta dan kasih persembahan baliau untuk istri yang tersayang.
Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude (http://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie, diakses pada 1 Januari 2015)
B.J. Habibie memulai kariernya di Jerman sebagai Kepala Riset dan Pembangunan Analisa Struktur Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg Jerman (1965-1969). Kepala Metode dan Teknologi Divisi Pesawat Terbang Komersial dan Militer MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen (1969-1973). Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB Gmbh Hambur dan Munchen (1973-1978), penasehat teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri (1978). Pada tahun 1977 dia menyampaikan orasi jabatan guru besarnya tentang konstruksi pesawat terbang di ITB Bandung. Tergugah untuk melayani pembangunan bangsa, tahun 1974 B.J. Habibie kembali ke tanah air, ketika Presiden Soeharto memintanya untuk kembali. Beliau memulai kariernya di tanah air sebagai Penasehat Pemerintah Indonesia pada bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat terbang yang langsung direspon oleh Presiden Republik Indonesia (1974-1978). Pada tahun 1978 BJ Habibie diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi merangkap sebagai kepala BPPT.  BJ Habibie memegang jabatan ini selama lima kali berturut-turut dalam kabinet pembangunan hingga tahun 1998 (http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.com/2012/04/biografi-bj-habibie.html, diakses pada tanggal 01 Januari 2015)
Ketika menjadi Menristek, Habibie mengimplementasikan visinya yakni membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi. Ia mendorong adanya lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju. Visinya yang langsung membawa Indonesia menjadi negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri yang menghendaki pembangunan secara bertahap yang dimulai dari fokus investasi di bidang pertanian. Namun, Habibie memiliki keyakinan kokoh akan visinya, dan ada satu “quote” yang terkenal dari Habibie yakni : I have some figures which compare the cost of one kilo of airplane compared to one kilo of rice. One kilo of airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of rice is seven cents. And if you want to pay for your one kilo of high-tech products with a kilo of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie Profile -1998.)
Selama menjabat sebagai mentri dan presiden banyak karya yang telah dilahirkan oleh seorang Habibie. Berikut karya-karya BJ Habibie:
Proceedings of the International Symposium on Aeronautical Science and Technology of Indonesia / B. J. Habibie; B. Laschka [Editors]. Indonesian Aeronautical and Astronautical Institute; Deutsche Gesellschaft für Luft- und Raumfahrt 1986
Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter beliebigen Belastungen und Vergleiche mit entsprechenden Versuchsergebnissen, Presentasi pada Simposium DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
Beitrag zur Temperaturbeanspruchung der orthotropen Kragscheibe, Disertasi di RWTH Aachen, 1965
Sophisticated technologies : taking root in developing countries, International journal of technology management : IJTM. - Geneva-Aeroport : Inderscience Enterprises Ltd, 1990
Einführung in die finite Elementen Methode,Teil 1, Hamburger Flugzeugbau GmbH, 1968
Entwicklung eines Verfahrens zur Bestimmung des Rißfortschritts in Schalenstrukturen, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1970
Entwicklung eines Berechnungsverfahrens zur Bestimmung der Rißfortschrittsgeschwindigkeit an Schalenstrukturen aus A1-Legierungen und Titanium, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1969
Detik-detik Yang Menentukan - Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir mengenai peristiwa tahun 1998)
Habibie dan Ainun, The Habibie Center Mandiri, 2009 (memori tentang Ainun Habibie)
Habibie Tak Boleh Lelah dan Kalah! , Sebuah Persembahan Spesial untuk Generasi Muda Indonesi, Tiga Serangkai tahun 2014.

Pada buku yang terakhir banyak sekali kutipan-kutipan yang menggugah dan memberikan energi semangat. Seperti dalam bab tentang Tugas Generasi Muda Indonesia, “Apa yang seharusnya dilakukan oleh anak muda Indonesia untuk membuat negeri ini lebih baik? Meningkatkan disiplin, produktifitas dan kualitas berpikir, bekerja, serta berkarya sesuai kebutuhan masyarakat di sekitarnya.”
“Cara Saya menumbuhkan semangat mencintai bangsa kepada anak-anak adalah dengan memberika informasi mengenai rencan hasil pekerjaan serta menjadi panutan dengan karya nyata. “
Demikianlah cerita singkat tentang tokoh yang menginspirasi Saya untuk menjadi manusia yang akah berguna bagi sesama, nusa dan bangsa. Semoga, setelah membaca sekelumit kisah tentang BJ Habibie kita dapat menumbuhkan kualitas hidup kita dengan kedisiplinan yang tinggi. Sebagai pelajar tentu kita dapat mengadopsi segala ketekunan, kegigihan beliau dalam mewujudkan cita-cita tanpa mengurangi kadar rasa nasionalisme pada diri kita untuk Indonesia. Kesimpulan saya pada uraian di atas adalah, sejauh apapun kita menggapai ilmu, belajar di benua lain ketika sudah selesai kembali lah ke Indonesia, setingggi apapun prestasi yang kita miliki, kemampuan yang kita punya gunakanlah untuk membangun negeri kita tercinta Indonesia.




            PUISI

Habibie...
Cinta adalah namamu
Tersemat dalam setiap perilakumu
Tak tercela untuk bangsamu
Habibie...
Segala rumus kau takhlukkan
Jutaan kata penuh makna kau haturkan
Hujan sanjungan tak terelakkan
Habibie...
Kami bangga memilikimu
Kami bersyukur atas kehadiranmu
Habibie... Inspirasiku, inspirasi muda dan mudi Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar